Sejarah dan Perjalanan Sispala Galapagos

Dari hobi menjadi perjalanan panjang penuh makna.

Pada 29 Januari 1984, enam pemuda SMA 1 Padang — Budi Heru Subagyo, Aldian, Teddy Februardi, Cipta Panca Laksana, Benny Taslim, dan M. Dinul Akbar — memutuskan untuk menyalurkan kecintaan mereka pada alam ke dalam sebuah wadah resmi. Dari persamaan hobi inilah lahir Sispala Galapagos, sebuah ekstrakurikuler pencinta alam yang kelak menjadi legenda di sekolah tersebut.

Nama Galapagos diambil dari sebuah kepulauan di Samudera Pasifik, sekitar 1000 km dari pesisir barat Amerika Selatan. Kawasan ini terkenal dengan gunung api yang aktif, kekayaan spesies endemik, dan penelitian Charles Darwin yang menginspirasi teori seleksi alam. Filosofi daya tahan dan adaptasi inilah yang dipegang erat oleh Sispala Galapagos hingga kini.

Menjadi Organisasi Pecinta Alam yang Lebih Luas

Pada 31 Agustus 1986, para alumnus Sispala Galapagos mendirikan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Galapagos, tetap mempertahankan nama besar Galapagos. Tujuannya jelas:

  • Aktif dalam bidang konservasi sumber daya alam.

  • Menjadi pelopor dan penggerak pelestarian lingkungan di Indonesia.

  • Membangun organisasi yang besar, berumur panjang, dan mampu bertahan menghadapi “seleksi alam” dalam arti yang sesungguhnya.

Kisah Duka di Gunung Singgalang

Tahun 1988 menjadi salah satu momen paling kelam dalam sejarah Galapagos. Dua anggota, Iwan Siswadi dan Yahya, hilang saat melakukan pendakian di Gunung Singgalang. Meski berbagai upaya pencarian dilakukan, keduanya tidak pernah ditemukan.
Sebagai bentuk penghormatan, sebuah tugu peringatan didirikan di Gunung Singgalang, menjadi simbol pengabdian dan pengorbanan mereka untuk dunia petualangan.

Masa Pembekuan, Semangat Tak Pernah Padam

Pada 28 Juli 2003, Kepala SMA 1 Padang mengeluarkan surat keputusan pembekuan ekstrakurikuler Sispala Galapagos. Namun, semangat para anggotanya tak ikut dibekukan. Kegiatan tetap berjalan, dan hingga kini Galapagos telah melahirkan 27 angkatan yang tetap solid.

Lahirnya Yayasan Galapagos

Untuk memberi wadah yang lebih luas dan legal bagi seluruh aktivitas keluarga besar Galapagos, pada 20 November 2010 dibentuk Yayasan Galapagos. Yayasan ini menjadi payung resmi yang menaungi berbagai kegiatan, dari pelatihan hingga aksi-aksi konservasi.

Galapagos bukan sekadar nama — ia adalah cerita tentang persaudaraan, petualangan, pengorbanan, dan cinta terhadap alam yang tak lekang oleh waktu.